ARTIKEL
PEMANFAATAN TIK DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
ANAK USIA DINI
OLEH: JUNEDA
Program PAUD
merupakan salah satu program prioritas Depdiknas, karena pada masa usia
PAUD 0 – 6 tahun adalah masa yang paling potensial untuk membangun dan menumbuh kembangkan potensi anak. Usia dini merupakan usia yang sangat penting
bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini
sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik
maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri karena kepribadian
mereka belum bisa diatur secara maksimal. Jadi kesabaranlah yang harus
diutamakan. Untuk belajar saja biasanya anak merasa cepat jenuh. Karena
lebih menyukai bermain dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan mengubah pola
pikir belajar dengan menggunakan hasil Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pendidikan seperti penggunaan gambar-gambar animasi diharapkan anak bisa
menikmatinya serta memperagakannya. Anak
biasanya suka melihat gambar-gambar bergerak daripada gambar-gambar diam,
bahkan sering menirukan gaya dan suaranya, contoh saja upin-ipin, sponge bob,
dan lain-lain.
Pembelajaran
Anak Usia Dini berpedoman pada prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya
bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia dini, sehingga
kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan berbagai macam permainan dalam
suasana yang menyenangkan dan merangsang anak untuk terlibat secara aktif.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000). Sedangkan belajar merupakan aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai
sikap (Darsono, 2000).
Melalui
bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif,
kreatifitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap hidup
dapat terpenuhi. Ketika bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan
ide-ide yang tersimpan dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia
miliki tentang dunia sekitarnya. Melalui kegiatan bermain, anak mempunyai
kesempatan lebih banyak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep
maupun pengertian dasar suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih
mudah.
Pemanfaatan
TIK di dalam kegiatan pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus dan PAUD belum
maksimal pendayagunaannya menurut penulis. Sementara proses pembelajaran pada Pendidikan
Anak Usia Dini memerlukan metode dan teknik tersendiri dan kesabaran lebih dari
pendidik mengingat masa usia dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling potensial
untuk belajar bagi seorang anak. Masa usia dinilah waktu untuk menumbuhkan dan
mengembangkan berbagai potensi anak. Pendidik AUD mesti memahami karakteristik
anak yang unik. Pemanfaatan TIK di PAUD melalui program kegiatan belajar
mengajar selaras dengan karakter anak usia dini yang senang bermain, mereka
belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Karakter anak yang lain
yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai rentang perhatian
yang pendek / mudah bosan, juga sesuai dengan pembelajaran menggunakan media
TIK yang audio-visual ini karena media ini lebih menarik, hidup, dan atraktif
sehingga mampu mengikat anak untuk jangka waktu lebih panjang.
- - DEFINISI ICT
ICT
(Informations and Communication Technologies) atau di-Indonesiakan menjadi
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu system yang terdiri dari
sistem informasi dan komunikasi. Masing-masing memiliki definisi dan ruang
lingkup tersendiri. Teknologi informasi merupakan studi atau penggunaan
peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.
Lucas ( dalam munir, 2008) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala
bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam
bentuk elektronik, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode,
perangkat lunak memproses transaksi, perangkat lembar kerja dan peralatan
komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi. Informasi yang
disampaikan berupa pesan-pesan elektronik.
Teknologi
Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemrosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data
dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama computer.
Sedangkan Teknologi komunikasi merupakan perangkat-perangkat teknologi yang
terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk
membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil. Teknologi
komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika dan lebih
menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga
data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi
kriteria komunikasi yang efektif.
Secara
singkat disimpulkan bahwa teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan
informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi.
Teori lain merumuskan definisi dari teknologi informasi dan komunikasi sebagai
sesuatu yang mengizinkan kita memperoleh informasi untuk berkomunikasi dengan
setiap orang atau untuk memiliki sebuah pengaruh pada lingkungan yang sedang
menggunakan peralatan elektronik dan digital.
- - ICT DALAM PENDIDIKAN
ICT dalam
pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Seperti yang telah dijelaskan di
atas bahwa di samping sebagai pendukung kinerja sistem pendidikan, ICT juga
bermanfaat sebagai media pendidikan. Pendidikan ICT bagi anak usia dini telah
membawa kita pada carayang baru dalam mengembangkan teknologi pembelajaran.
Mengkaji pendidikan ICT pada anak usia dini ini memiliki banyak persepsi,
diataranya, pemanfaatan ICT sebagai media belajar atau mengajarkan ICT pada
mereka. Namun demikian, keduanya terkadang saling berhubungan walaupun banyak
juga perbedaan dalam segi orientasi dan pemanfaatan.
- - ICT sebagai Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Metode adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Pemanfaatn ICT
sebagai media pembelajaran merupakan hal yang baru dalam pendidikan. Hal
tersebut tentu diiringi oleh perkembangan zaman saat ini. Dikeluarkannya
komputer mini (netbook) oleh pabrikan komputer di dunia yang niat awalnya
didistribusikan untuk konsumsi pelajar, merupakan salah satu jalan bagi dunia
pendidikan dalam memanfaatkan ICT tersebut. Walaupun saat ini pemanfaatnya
telah berkembang. Clark mengklasifikasinnya media dalam pembelajaran menjadi 5
perspektif yaitu: Media sebagai teknologi dan mesin, Media sebagai tutor, Media
sebagai alat sosialisasi, Media sebagai motivator dalam belajar, Media sebagai
alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Proses
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian
pesan dari sumber pesan melaluisaluran atau media tertentu ke penerima pesan.
Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen
proses komunikasi. Pesan yang dikomunikasikan adalah sebuah informasi Menurut
Rudy Bretz ciri utama media dibagi menjadi 3 unsur pokok, yaitu, suara, visual
dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar, garis, dan simbol yang
merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indra
penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara media siar
(telecomunikation) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi,
yaitu : 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio
semi gerak, 4) media visual gerak, 5)media visual diam, 6)media semi gerak, 7)
media audio, 8) media cetak.
- Karakteristik Menurut Munadi media terdiri dari 4 macam yaitu:
• Media Audio
Pembahasan
tentang proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak
lepas dari pembahasan aspek pendengaran. Kita lebih banyak menghabiskan waktu
untuk mendengarkan dari pada untuk melakukan komunikasi lainnya. Mendengarkan
sesungguhnya suatu proses rumit yang melibatkan empat unsur: (1) medengar, (2)
memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Jadi definisi mendengarkan
adalah” Proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat
simbol-simbol pendengaran”. Karakteristik Media Audio mempunyai c iri utama
dituangkan dalam lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Adapun
kelebihannya adalah sebagai berikut: Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu dan memungkinkan menjangkau sasaran yang luas, mampu mengembangkan daya
imajinasi pendengar, dan mampu
memusatkan perhatian anak pada penggunaan kata-kata, bunyi, serta arti dari
kata/bunyi tersebut. Sedangkan kekurangan media audio adalah sifat
komunikasinya hanya satu arah. Memiliki kekuarang dari sudut perolehan
informasi dalam belajar.
• Media Visual
Media visual
adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang
dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan
verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan dan pesan non
verbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
nonverbal-visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media
visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur. Pentingnya pesan verbal
dalam pembelajaran yaitu untuk melakukan pengeriman pesan melalui bahasa verbal
untuk menghasilkan makna. Kata-kata merupakan unsur dari bahasa yang dapat
digunakan sebagai simbol verbal. ”Kata” hanya akan mempunyai ”makna” setelah ia
diasosiasikan dengan ”refrensi/rujukan”. Karakteristik Media Visual ialah Pesan
visual dapat dituangkan dalam bentuk: gambar, grafik, diagram, bagan, peta.
Sedangkan penyaluranpesan visual verbal-nonverbal-grafis dapat dilakukan
melalui: buku dan modul, komik, majalah dan jurnal, poster, papan visual. Di
samping itu pesan visual juga dapat berupa benda asli atau tiruan (miniatur).
• Media Audio Visual
Media
audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi
fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media
audiovisual
murni, seperti film gerak, video, televisi. Jenis kedua adalah media audio
visual tidak
murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan visual
lainnya bila
diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan
dalam
satu waktu atau satu proses pembelajaran.
Salah satu media audiovisual adalah film. Dilihat dari indera yang
terlibat,
film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran
efektif. Apa
yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih
mudah
diingat dari pada apa yang hanya dilihat atau di dengar saja. Manfaat dan
karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
proses pembelajaran, diataranya: Mengatasi keterbetasan jarak dan waktu,
Mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu
yang
singkat, Dapat diulang, untuk memperkuat pengingatan, Mengembangkan pikiran
dan
pendapat.
• Multimedia
Media dalam
konteks pembelajaran merupakan bahasa, maka multimedia dalam konteks tersebut
adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indra
pendengaran, penglihatan, peraba dan lain sebagainya; atau dalam bahasa lain
multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dalam
satu organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini
Pemanfaatan Multimedia Berbasis Komputer dalam Pembelajaran dapat berbentuk :
Multimedia Presentasi, Program Multimedia Interaktif, Sarana Simulasi, Video
pelajaran/edukatif.
- ICT DAN ANAK USIA DINI
Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi
anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia,
maka banyak cara mengenalkan teknologi pada anak usia dini, yaitu :
• . Usia 0 – 2 tahun: Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar
mendengar dan mengenal sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan
melalui gerakan, serta suara. Kemudian
anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar berbicara. Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat
melalui multimedia dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna juga dapat melalui
multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya mendidik.
• Usia 3 – 4 tahun: Pada usia ini,
anak mulai menggunakan kalimat yang
hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal.
Menurut Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan
kognitif seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua
otoriter, anak kurang belajar berbicara,
ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar
“mendengar” tetapi juga “didengar”.
Oleh karenannya penting diberikan IT melalui multimedia, dengan cara
seperti pada usia anak 0 – 2 tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit
meningkat disesuaikan dengan usia anak yang telah dapat menerima rangsangan
lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan huruf-huruf
hijaiyyah, melafalkan ayat-ayat suci Al
Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita tenta Nabi dan Rasul, serta Kitab Suci melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua
sehingga dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak belajar untuk
berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya sehingga pada
usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara lisan.
• Usia 5 – 6 tahun: Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih
meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer
(hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU,
Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer.
Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi
dari masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
• Usia 7 – 8 tahun: pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada
tingkat program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program
aplikasi pembelajaran.
Penelitian
tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi telah banyak
dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan komputer secara
cerdas akan secara timbal balik mempengaruhi kecerdasan. Komputer mampu
memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan, kecermatan,
keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer. Dengan
demikian terjadi pengayaan fungsi otak, yang pada gilirannyameningkatkan
produksi sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron,
sehingga menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu
diwujudkan sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh lingkungan.
Saat ini
kita tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan kebutuhan.
Pola kehidupan tersebut berimbas pada pengembangan pendidikan yang memanfaatkan
TIK khususnya sebagai media pendidikan. Sebagai usaha mengembangakan kemampuan
individu dalam penggunaan TIK secara praktis maka perlu dikenalkan sejak usia
dini. Pengembangan kemampuan anak usia dini dalam TIK harus tetap dilakukan
dengan konsep pendidikan anak usia dini yaitu belajar melalui bermain. Materi
belajar yang diberikan juga harus bervariasi dengan berbagai karakteristik TIK
sebagi media pembelajaran agar imajinasi dari anak tersebut berkembang.
Sehingga semakin meningkatkan kemampuan intelektual dan emosional mereka.
·
Saran/Tips Mengenalkan Komputer pada Anak Usia
Dini
Sebenarnya banyak sekali opini dan perdebatan tentang hal ini. Beberapa
pakar meyakini bahwa mempelajari komputer bagi anak di bawah usia 2 tahun tidak
akan memberikan efek positif bagi mereka. Beberapa pakar bahkan mengkhawatirkan
terjadinya kelelahan mata (eye strain) pada balita akibat radiasi dari layar
komputer. Sementara bagi usia anak yang lebih tua (3-6 tahun misalnya)
mempelajari penggunaan komputer ditakutkan akan menyebabkan mereka kehilangan
kemampuan bersosialisasi (social skill) dengan anak-anak seusianya. Hal ini
akan terus mengundang perdebatan bagi pemerhati pendidikan anak seperti halnya
efek televisi
pada anak-anak.
Bersumber dari beberapa literatur dan pengalaman pribadi maka berikut ini
beberapa tips yang dapat dipertimbangkan saat kita ingin memberikan kesempatan
anak-anak usia dini untuk mempelajari komputer:
1. Tunggulah hingga usia
minimal 9 bulan
2. Biarkan mereka tertarik
dengan sendirinya
3. Komputer bukan baby sitter
elektronik
4. Pilihlah program komputer yang
sesuai seperti
aplikasi-aplikasi pembelajaran dan pengenalan huruf-huruf hijaiyyah, doa-doa
sehari-hari, tata cara wudhu dan shalat, dll
5. Jadikan komputer adalah
sarana bermain bagi mereka
6. Batasi penggunaan computer, jangan
terlalu lama
7. Jadilah konsumen yang bijak
8. Berikan perhatian khusus pada
penggunaan internet, dampingi anak dalam menggunakan internet
9. Tetap menuntun anak untuk belajar dan
bermain bersama teman-teman di lingkungan baik sekolah maupun sekitar rumah,
agar sosial emosional, serta fisik motorik anak tetap berkembang.