Minggu, 03 September 2017

PEMANFAATAN TIK DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


ARTIKEL 

PEMANFAATAN TIK DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

OLEH: JUNEDA

Program PAUD merupakan salah satu program prioritas Depdiknas,  karena pada masa usia PAUD 0 – 6 tahun adalah masa yang paling potensial untuk membangun dan menumbuh kembangkan potensi anak.  Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri karena kepribadian mereka belum bisa diatur secara maksimal. Jadi kesabaranlah yang harus diutamakan. Untuk belajar saja biasanya anak merasa cepat jenuh. Karena lebih menyukai bermain dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan mengubah pola pikir belajar dengan menggunakan hasil Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan seperti penggunaan gambar-gambar animasi diharapkan anak bisa menikmatinya serta memperagakannya. Anak biasanya suka melihat gambar-gambar bergerak daripada gambar-gambar diam, bahkan sering menirukan gaya dan suaranya, contoh saja upin-ipin, sponge bob, dan lain-lain.
Pembelajaran Anak Usia Dini berpedoman pada prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia dini, sehingga kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan berbagai macam permainan dalam suasana yang menyenangkan dan merangsang anak untuk terlibat secara aktif. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000).  Sedangkan belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Darsono, 2000). 
Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap hidup dapat terpenuhi. Ketika bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia sekitarnya. Melalui kegiatan bermain, anak mempunyai kesempatan lebih banyak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep maupun pengertian dasar suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih mudah.
Pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus dan PAUD belum maksimal pendayagunaannya menurut penulis. Sementara proses pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini memerlukan metode dan teknik tersendiri dan kesabaran lebih dari pendidik mengingat masa usia dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling potensial untuk belajar bagi seorang anak. Masa usia dinilah waktu untuk menumbuhkan dan mengembangkan berbagai potensi anak. Pendidik AUD mesti memahami karakteristik anak yang unik. Pemanfaatan TIK di PAUD melalui program kegiatan belajar mengajar selaras dengan karakter anak usia dini yang senang bermain, mereka belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Karakter anak yang lain yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai rentang perhatian yang pendek / mudah bosan, juga sesuai dengan pembelajaran menggunakan media TIK yang audio-visual ini karena media ini lebih menarik, hidup, dan atraktif sehingga mampu mengikat anak untuk jangka waktu lebih panjang.
  • -          DEFINISI ICT
ICT (Informations and Communication Technologies) atau di-Indonesiakan menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu system yang terdiri dari sistem informasi dan komunikasi. Masing-masing memiliki definisi dan ruang lingkup tersendiri. Teknologi informasi merupakan studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar. Lucas ( dalam munir, 2008) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirim informasi dalam bentuk elektronik, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak memproses transaksi, perangkat lembar kerja dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi. Informasi yang disampaikan berupa pesan-pesan elektronik.
Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama computer. Sedangkan Teknologi komunikasi merupakan perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil. Teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.
Secara singkat disimpulkan bahwa teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi. Teori lain merumuskan definisi dari teknologi informasi dan komunikasi sebagai sesuatu yang mengizinkan kita memperoleh informasi untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau untuk memiliki sebuah pengaruh pada lingkungan yang sedang menggunakan peralatan elektronik dan digital.

  • -      ICT DALAM PENDIDIKAN
ICT dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa di samping sebagai pendukung kinerja sistem pendidikan, ICT juga bermanfaat sebagai media pendidikan. Pendidikan ICT bagi anak usia dini telah membawa kita pada carayang baru dalam mengembangkan teknologi pembelajaran. Mengkaji pendidikan ICT pada anak usia dini ini memiliki banyak persepsi, diataranya, pemanfaatan ICT sebagai media belajar atau mengajarkan ICT pada mereka. Namun demikian, keduanya terkadang saling berhubungan walaupun banyak juga perbedaan dalam segi orientasi dan pemanfaatan. 

  1. -          ICT sebagai Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Metode adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Pemanfaatn ICT sebagai media pembelajaran merupakan hal yang baru dalam pendidikan. Hal tersebut tentu diiringi oleh perkembangan zaman saat ini. Dikeluarkannya komputer mini (netbook) oleh pabrikan komputer di dunia yang niat awalnya didistribusikan untuk konsumsi pelajar, merupakan salah satu jalan bagi dunia pendidikan dalam memanfaatkan ICT tersebut. Walaupun saat ini pemanfaatnya telah berkembang. Clark mengklasifikasinnya media dalam pembelajaran menjadi 5 perspektif yaitu: Media sebagai teknologi dan mesin, Media sebagai tutor, Media sebagai alat sosialisasi, Media sebagai motivator dalam belajar, Media sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melaluisaluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang dikomunikasikan adalah sebuah informasi Menurut Rudy Bretz ciri utama media dibagi menjadi 3 unsur pokok, yaitu, suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar, garis, dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara media siar (telecomunikation) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi, yaitu : 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5)media visual diam, 6)media semi gerak, 7) media audio, 8) media cetak. 
  • Karakteristik Menurut Munadi media terdiri dari 4 macam yaitu:
• Media Audio
Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek pendengaran. Kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendengarkan dari pada untuk melakukan komunikasi lainnya. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses rumit yang melibatkan empat unsur: (1) medengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Jadi definisi mendengarkan adalah” Proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat simbol-simbol pendengaran”. Karakteristik Media Audio mempunyai c iri utama dituangkan dalam lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut: Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memungkinkan menjangkau sasaran yang luas, mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar, dan  mampu memusatkan perhatian anak pada penggunaan kata-kata, bunyi, serta arti dari kata/bunyi tersebut. Sedangkan kekurangan media audio adalah sifat komunikasinya hanya satu arah. Memiliki kekuarang dari sudut perolehan informasi dalam belajar.
• Media Visual    
Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan dan pesan non verbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur. Pentingnya pesan verbal dalam pembelajaran yaitu untuk melakukan pengeriman pesan melalui bahasa verbal untuk menghasilkan makna. Kata-kata merupakan unsur dari bahasa yang dapat digunakan sebagai simbol verbal. ”Kata” hanya akan mempunyai ”makna” setelah ia diasosiasikan dengan ”refrensi/rujukan”. Karakteristik Media Visual ialah Pesan visual dapat dituangkan dalam bentuk: gambar, grafik, diagram, bagan, peta. Sedangkan penyaluranpesan visual verbal-nonverbal-grafis dapat dilakukan melalui: buku dan modul, komik, majalah dan jurnal, poster, papan visual. Di samping itu pesan visual juga dapat berupa benda asli atau tiruan (miniatur).
• Media Audio Visual
Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi
fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual
murni, seperti film gerak, video, televisi. Jenis kedua adalah media audio visual tidak
murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan visual lainnya bila
diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam
satu waktu atau satu proses pembelajaran.
Salah satu media audiovisual adalah film. Dilihat dari indera yang terlibat,
film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa
yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah
diingat dari pada apa yang hanya dilihat atau di dengar saja. Manfaat dan
karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses pembelajaran, diataranya: Mengatasi keterbetasan jarak dan waktu, Mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat, Dapat diulang, untuk memperkuat pengingatan, Mengembangkan pikiran dan
pendapat.
• Multimedia
Media dalam konteks pembelajaran merupakan bahasa, maka multimedia dalam konteks tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indra pendengaran, penglihatan, peraba dan lain sebagainya; atau dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dalam satu organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini Pemanfaatan Multimedia Berbasis Komputer dalam Pembelajaran dapat berbentuk : Multimedia Presentasi, Program Multimedia Interaktif, Sarana Simulasi, Video pelajaran/edukatif.

  •   ICT DAN ANAK USIA DINI
Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan teknologi pada anak usia dini, yaitu :
• . Usia 0 – 2 tahun: Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta suara.  Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar berbicara.  Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak.  Mengenalkan warna juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya mendidik.
 • Usia 3 – 4 tahun: Pada usia ini, anak mulai menggunakan  kalimat yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua otoriter,  anak kurang belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar “mendengar” tetapi juga “didengar”.   Oleh karenannya penting diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak.  Misalnya mulai diajarkan huruf-huruf hijaiyyah, melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita tenta Nabi dan Rasul, serta Kitab Suci melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar.  Semakin banyak kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara lisan.
• Usia 5 – 6 tahun: Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer.  Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
• Usia 7 – 8 tahun: pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
Penelitian tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi telah banyak dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan komputer secara cerdas akan secara timbal balik mempengaruhi kecerdasan. Komputer mampu memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan, kecermatan, keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer. Dengan demikian terjadi pengayaan fungsi otak, yang pada gilirannyameningkatkan produksi sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron, sehingga menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu diwujudkan sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh lingkungan.
Saat ini kita tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan kebutuhan. Pola kehidupan tersebut berimbas pada pengembangan pendidikan yang memanfaatkan TIK khususnya sebagai media pendidikan. Sebagai usaha mengembangakan kemampuan individu dalam penggunaan TIK secara praktis maka perlu dikenalkan sejak usia dini. Pengembangan kemampuan anak usia dini dalam TIK harus tetap dilakukan dengan konsep pendidikan anak usia dini yaitu belajar melalui bermain. Materi belajar yang diberikan juga harus bervariasi dengan berbagai karakteristik TIK sebagi media pembelajaran agar imajinasi dari anak tersebut berkembang. Sehingga semakin meningkatkan kemampuan intelektual dan emosional mereka. 
·         Saran/Tips Mengenalkan Komputer pada Anak Usia Dini 
Sebenarnya banyak sekali opini dan perdebatan tentang hal ini. Beberapa pakar meyakini bahwa mempelajari komputer bagi anak di bawah usia 2 tahun tidak akan memberikan efek positif bagi mereka. Beberapa pakar bahkan mengkhawatirkan terjadinya kelelahan mata (eye strain) pada balita akibat radiasi dari layar komputer. Sementara bagi usia anak yang lebih tua (3-6 tahun misalnya) mempelajari penggunaan komputer ditakutkan akan menyebabkan mereka kehilangan kemampuan bersosialisasi (social skill) dengan anak-anak seusianya. Hal ini akan terus mengundang perdebatan bagi pemerhati pendidikan anak seperti halnya efek televisi
pada anak-anak.
Bersumber dari beberapa literatur dan pengalaman pribadi maka berikut ini beberapa tips yang dapat dipertimbangkan saat kita ingin memberikan kesempatan anak-anak usia dini untuk mempelajari komputer:
1.       Tunggulah hingga usia minimal 9 bulan
2.       Biarkan mereka tertarik dengan sendirinya
3.       Komputer bukan baby sitter elektronik
4.   Pilihlah program komputer yang sesuai seperti aplikasi-aplikasi pembelajaran dan pengenalan huruf-huruf hijaiyyah, doa-doa sehari-hari, tata cara wudhu dan shalat, dll
5.       Jadikan komputer adalah sarana bermain bagi mereka
6.       Batasi penggunaan computer, jangan terlalu lama
7.       Jadilah konsumen yang bijak
8.      Berikan perhatian khusus pada penggunaan internet, dampingi anak dalam menggunakan internet
9.         Tetap menuntun anak untuk belajar dan bermain bersama teman-teman di lingkungan baik sekolah maupun sekitar rumah, agar sosial emosional, serta fisik motorik anak tetap berkembang.